banner here

Tentang Keputihan

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona
Artikel


Info Kesehatan dari :
( Dr. Prita Kusumaningsih, SpOG / Dokter spesialis Obsgyn BSMI)


Anda dapat mengajukan pertanyaan mengenai masalah kesehatan ini, dengan cara mengklik "kirim komentar". Pertanyaan anda akan di jawab langsung oleh Dr. Prita Kusumaningsih, SpOG.


Kalau ada penyakit wanita yang paling banyak jadi pembicaraan, mungkin itulah keputihan. Maklumlah, diperkirakan lebih dari 80% wanita di dunia ini pernah mengalaminya. Dan itu terbukti dengan adanya istilah keputihan yang ada di setiap bahasa. Misalnya : darah putih, pek tay, fluor albus, dll (silakan kalau ada yang mau menambahkan dengan bahasa setempat ). Dan karena saking memasyarakatnya, keputihan akhirnya juga dibumbui dengan berbagai salah kaprah dan mitos yang mengakibatkan mereka yang mengalaminya tidak mampu berpikir obyektif.

Hal-hal yang dimitoskan umumnya adalah berbagai penyebab keputihan, misalnya: makan mentimun diyakini bisa menimbulkan keputihan. Atau, keputihan bisa membuat mandul dan kanker. Lalu muncullah berbagai jenis terapi yang digembargemborkan bisa menyembuhkan keputihan. Terapi ini bermacam-macam bentuknya, dari sediaan yang harus diminum sampai kayu yang dimasukkan ke dalam rongga vagina! Karenanya, penting bagi setiap wanita untuk mendapatkan pengertian yang jelas tentang keputihan serta bagaimana menyikapinya dengan benar.

Secara definisi, keputihan adalah keluarnya cairan yang bukan darah secara berlebihan dari kemaluan wanita. Mengapa harus berlebihan untuk bisa disebut keputihan? Karena, dalam kondisi normal daerah genitalia wanita memang selalu dalam keadaan lembab. Namun kelembaban ini bisa berfluktuasi : lembab sekali, lembab biasa dan lembab sedikit, begitulah secara mudahnya. Fluktuasi kelembaban ini berlangsung secara siklik, tergantung dari kondisi hormon pada siklus haid. Kondisi “lembab sekali” terkadang dirasakan mengganggu akibat sensasi basah yang ditimbulkannya.

Darimana asal cairan tersebut? Dalam kondisi normal di bawah pengaruh hormon estrogen maka dihasilkan sejumlah cairan kental oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam saluran vagina. Cairan ini berproses dengan bakteri ‘baik’ yang berada dalam vagina menghasilkan zat asam laktat. Bakteri baik tersebut adalah bakteri Doderlein. Asam laktat yang dihasilkannya membuat suasana vagina menjadi asam (pH rendah, sekitar 3-4) sehingga menghambat pertumbuhan kuman yang lain. Jelas bahwa fungsi cairan yang kita anggap mengganggu tersebut adalah melembabkan dan sekaligus membersihkan.

Kalau banyak sedikitnya cairan di vagina tergantung dari siklus haid, maka berarti ada kondisi ‘keputihan’ yang sebenarnya normal. “Keputihan normal” ini perlu dikenali agar anda yang mengalaminya tidak perlu panik dan bertindak berlebihan. Berikut ini adalah sifat-sifat dari keputihan yang normal : cairannya berwarna putih atau jernih, tidak berbau, tidak berbuih, tidak berasa pedih, gatal, maupun panas.

Kapan keputihan normal atau fisiologis timbul?
Anda bisa mengalaminya di saat-saat sebagai berikut : menjelang haid, di masa subur, di saat hamil, dan saat mengalami rangsang seksual. Selain itu peningkatan jumlah cairan juga terjadi pada pengguna alat kontrasepsi AKDR. Bahkan, kelelahan fisik dan stress psikis ternyata bisa juga jadi biang keladi keluarnya cairan yang berlebihan.


Meskipun normal, kita tetap harus waspada karena kondisi lembab yang berlebihan dapat merangsang tumbuhnya jamur dan bakteri yang lain.


Apa yang harus dilakukan ?
Pertama, jagalah agar area genitalia dan sekitarnya tetap kering. Selain kering juga harus bersih. Alat pembersih yang terbaik adalah air. Apabila ragu dengan kualitas air, dapat digunakan air matang.

Kedua, selalu menggunakan bahan pakaian (dalam) yang menyerap keringat, yaitu yang terbuat dari katun, serta tidak ketat, dan lagi-lagi ...bersih.


Ketiga, cara istinja’ adalah dari area depan (genital) ke arah belakang (anus).
Keempat, menjaga kesehatan tubuh dengan baik sehingga tercapai daya tahan tubuh yang tinggi.


Kelima, memberikan perhatian ekstra terhadap area genitalia pada saat haid, karena di saat itu kondisi keasaman vagina menurun


Keenam, melaksanakan sunnah Rasul yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, yakni memendekkan rambut kemaluan setiap 40 hari. Hal ini mencegah akumulasi kuman yang berbahaya disamping memudahkan pembersihan.


Keputihan Patologis (abnormal)
Yang justru harus lebih mendapatkan perhatian adalah keputihan yang tidak normal atau patologis. Sifat cairannya berkebalikan dari dari yang normal, yaitu : berwarna (bisa kuning, hijau, kecoklatan), berbau, berbuih, terkadang bergumpal seperti susu pecah atau tepung basah, berasa (gatal, pedih, panas), ...dan tidak hilang selama belum mendapatkan pengobatan yang tepat. Jadi, jika keputihan yang anda alami memenuhi syarat-syarat untuk masuk ke golongan patologis, jangan ragu-ragu untuk datang ke dokter. Pengobatan yang tepat adalah pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya. Dokter akan melakukan pengambilan contoh cairan keputihan yang kemudian akan dianalisa di laboratorium untuk diketahui penyebabnya.


Macam-macam penyebab keputihan abnormal adalah sebagai berikut :
1. Infeksi
2. Alergi
3. Iritasi
4. Penyakit kronis
5. Tumor/kanker


Dari sekian banyak penyebab keputihan , yang tersering adalah infeksi. Penyebab infeksi ini pun bermacam-macam, dari golongan flora maupun fauna, yaitu :
1. Jamur (Candida albicans)
2. Parasit (Trichomonas vaginalis)
3. Bakteri (Chlamidia sp)
4. Virus


Setiap penyebab menimbulkan keputihan dengan ciri yang spesifik, namun demikian sering juga terjadi infeksi campuran. Sehingga untuk memastikan penyebab suatu keputihan maka harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. 

Untuk gambaran mudahnya ciri keputihan yang disebabkan oleh masing-masing organisme adalah sebagai berikut :
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur
Ditandai dengan rasa gatal yang sangat. Bahkan pada kondisi yang berat disertai rasa seperti terbakar . Rasa gatal ini bisa meningkat pada pasca sanggama, dan pasca berkemih. Keputihan normal (baca posting terdahulu), kehamilan dan haid bisa memicu timbulnya infeksi candida ini. Jamur Candida juga tumbuh lebih cepat pada lingkungan yang berkadar gula tinggi. Sifat cairan keputihannya, tidak berbau, putih, cenderung agak menggumpal. Pada pemeriksaan cairan di bawah mikroskop akan tampak bentukan serabut-serabut yang disebut hypha sebagai ciri khas jamur.


Setelah dipastikan bahwa penyebabnya adalah jamur, maka dokter akan memberikan pengobatan anti jamur. Cara pemberiannya pun bisa bermacam-macam, yaitu suppossitoria yang dimasukkan ke dalam vagina, obat yang ditelan (oral), dan cairan untuk membasuh kemaluan. Ada beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan untuk memilih satu jenis pengobatan. Misalnya, jika pasiennya adalah seorang ibu hamil, maka pengobatan oral dihindari. Demikian juga apabila pasiennya seorang gadis, maka pengobatannya lewat suppositoria vaginalah yang dihindari. Terkadang keputihan ini juga disertai dengan rasa gatal pada kulit kemaluan sampai dengan pelipatan paha. Untuk yang terakhir ini pengobatan diberikan dalam bentuk salep anti jamur.

Penting untuk diingat dan diperhatikan bahwa terapi jamur, apalagi bila dalam pemeriksaan mikroskopis jamur tersebut sudah berbentuk blastospora (jamur berada dalam cangkang yang kuat), adalah terapi yang mutlak harus tuntas. Jangan menghentikan pengobatan semaunya. Ikutilah dosis dan anjuran yang diberikan oleh dokter dan bisa diperjelas oleh apoteker, meskipun keluhan utamanya yaitu gatal-gatal sudah hilang. (Sumber : http://drprita.multiply.com)