banner here

Empati untuk si Sakit

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona
Artikel


Empati yang Benar untuk si SakitVera Farah Bararah - detikHealth - www.health.detik.com

img
(Foto: timeinc)
Jakarta, Menghadapi penderita sakit kronis sering bikin orang kikuk tak tahu apa yang harus dilakukan. Orang sakit punya perasaan yang sensitif, di sisi lain keluarga biasanya ikut shock ketika ada anggotanya yang sakit sehingga sulit untuk menutupi perasaan sedihnya.

Si sakit yang tubuhnya tak berdaya akan merasa membebankan orang lain terlebih jika harus ikut-ikutan memikirkan biaya. Sementara anggota keluarga yang lain turut merasakan kesedihan dan ketakutan akan mendapat berita yang buruk.

Pakar psikologi Sali Rahadi Asih, MPsi mengatakan orang-orang disekitar pasien terutama anggota keluarga memainkan peran penting dalam psikologi pasien. Maka itu anggota keluarga diingatkan tetap memberikan semangat dan tidak menunjukkan kesedihan di depan pasien.

"Reaksi psikologis seperti marah, shock, sedih atau merasa putus asa saat didiagnosis penyakit kronis adalah reaksi yang wajar dan normal dalam menghadapi suatu hal yang tak terduga," ujar Sali Rahadi Asih, MPsi dalam acara Temu Nasional 2010 Pasien LGK dan GIST di Wisma Mennegpora, Jakarta, Senin (8/2/2010).

Tidak semua pasien bisa melewati masalah ini dengan mudah karena itu dibutuhkan sikap-sikap positif dari orang-orang disekitarnya. Dukungan dari sesama pasien juga bisa membangkitkan semangat pantang menyerah karena mereka turut merasakan hal yang dialami oleh pasien.

Dukungan keluarga sangat penting dalam proses penyesuaian pasien karena banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari perubahan gaya hidup, finansial maupun pola pikirnya.

Sebaiknya anggota keluarga tidak menunjukkan kesedihan atau stres di depan pasien, tapi usahakan untuk selalu terlihat semangat dan bergembira. Hal ini akan membuat pasien tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya dan dapat membantunya agar tidak mudah menyerah menghadapi kondisi penyakitnya.

"Sikap hidup positif juga harus ditanamkan dalam diri pasien yaitu bersyukur dengan apa yang ada, tetap memiliki tujuan hidup, memiliki rencana-rencana untuk masa depannya, berpikir positif bahwa 'saya mampu dan bisa' serta tetap berusaha dan tidak mudah putus asa," ujar Sali. (ver/ir)